(Sebuah Cerita Sukses dari Kelompok
SPP)
Diceritakan kembali oleh Heriadi Syafei
(Sekretaris UPK Pemulutan Barat)
Salah
satu wilayah yang dijangkau oleh PNPM Mandiri Perdesaan adalah Kecamatan
Pemulutan Barat. Kecamatan Pemulutan Barat merupakan satu dari 16 kecamatan
yang berada di wilayah Kabupaten Ogan Ilir. Sebelum menjadi kecamatan
defenitif, wilayah Pemulutan Barat dahulunya merupakan bagian dari wilayah
Kecamatan Pemulutan. Seperti diketahui, Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan merupakan program nasional yang dicanangkan
oleh pemerintah dalam rangka percepatan penurunan kemiskinan dan pengangguran.
Sebagai program pemberdayaan masyarakat, PNPM Mandiri Perdesaan mengedepankan
penyadaran, peningkatan kapasitas dan pengorganisasian masyarakat dalam
pendekatannya.
Salah
satu bentuk kegiatannya adalah layanan microfinance dengan menyediakan modal
kerja bagi kelompok perempuan dalam mengembangkan usahanya. Layanan
microfinance ini memiliki kontribusi besar dalam membantu anggota masyarakat
khususnya di Kecamatan Pemulutan Barat. Salah satu contoh dari manfaat yang
diberikan adalah apa yang dirasakan oleh kelompok SPP Bintang Kejora Desa Ulak
Kembahang I. Kelompok SPP Bintang Kejora adalah satu dari 7 kelompok SPP yang
ada di Desa Ulak Kembahang I. Kelompok ini telah berdiri sejak tahun 2009
dengan jumlah anggota sebanyak 10 orang yang kesemuanya berprofesi sebagai
penenun songket. Disamping itu, sumber pendapatan lain keluarga di dapat dari
usaha pertanian berupa sawah lebak satu tahun sekali. Adanya variasi usaha ini
mengingat sumber pendapatan dari pertanian (sawah) sering tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga.Adapun pilihan jenis jenis usaha
songket karena usaha tersebut telah turun temurun dilakoni oleh kebanyakan
masyarakat Pemulutan Barat. Sebelum tergabung dalam kelompok SPP dan mendapat
pinjaman modal usaha, anggota dalam beraktivitas tenun umumnya masih sebagai
tenaga upahan dengan mengerjakan tenunan dari pemilik modal, besaran upah yang
didapat berkisar antara 100.000 - 200.000 per kain/selendang yang dihasilkan
dengan waktu penyelesaian sekitar 15 hari. Hasil ini tentulah sangat kecil jika
harus dibandingkan dengan tenaga yang dikeluarkan dan tidak mencukupi untuk
menunjang kebutuhan rumah tangga. Keinginan untuk memiliki modal dan usaha
sendiri bukannya tidak ada dalam pikiran anggota kelompok, namun sumber
pinjaman modal dapat dikatakan tidak ada khususnya di Kecamatan Pemulutan
Barat, kalaupun ada bunga pinjaman yang ditawarkan relatif besar dan justru
menjadi beban nantinya. Jalan keluar terhadap kesulitan yang dihadapi anggota
tersebut ditemui takkala PNPM Mandiri Perdesaan dengan program SPP-nya menjadi
alternatif sumber modal.
Melalui
rangkaian proses dan tahapan coba dilalui oleh anggota kelompok SPP Bintang Kejora sehingga pada
tahun 2009 anggota kelompok tersebut mendapat dukungan pinjaman modal pertama
sebesar Rp. 950.000,- per orang. Seiring perjalanan waktu hingga saat ini
kelompok SPP Bintang Kejora telah mendapat pinjaman untuk ketiga kalinya dengan
jumlah pinjaman Rp.
4.000.000,- per orang. Dari Pinjaman yang didapat tersebut, saat ini anggota
sudah memiliki peralatan tenun sendiri sehingga usaha tenun yang dilakoni
sekarang betul-betul milik pribadi. Pendapatan anggota jauh lebih meningkat
jika dibandingkan dari tenaga upahan dimana rata-rata anggota mendapat
penghasilan bersih sebesar Rp. 1.000.000,- dari setiap kain/selendang yang
dihasilkan.
Dari
aspek organisasipun sekarang anggota telah mulai ada kegiatan tabungan sebagai
tindak lanjut dari hasil pelatihan seraya tetap berupaya menata organisasi
kelompok untuk dapat lebih baik lagi. Ucapan terimakasih kepada PNPM
dilontarkan atas dukungan yang diberikan selama ini.
Harapan
saat ini tetap disandarkan pada PNPM Mandiri Perdesaan melalui SPP-nya agar
bisa menambah alokasi pinjaman bagi kelompoknya, mengingat ada cita-cita untuk
mengembangkan usaha.(SS)